Gagasan dan Strategi Meningkatkan Omzet Melalui Digital Marketing

doc. TdB

Rabu (21/9) yang lalu, aku menghadiri sebuah rangkaian acara Digital Marketing di Sampoerna Strategic Square, Jakarta bersama teman-teman dari taudariblogger (TdB) serta peserta undangan dari Sahabat Sampoerna. Kegiatan yang direncanakan dimulai pada pukul 09:00 sempat ngaret hingga dimulai pukul 09:30 an. Tapi seru juga sih acaranya.. Berikut reportase yang coba kusarikan,
Direktur UKM, Funding dan Jaringan Kantor Bank Sahabat SampoernaOng Tek Tjan menyarankann, bahwa saat ini dunia digital begitu terasa dalam kehidupan, maka perlu adanya peningkatan omset dengan dunia digital melalui telepon seluler ataupun komputer dengan media sosialnya.
Menurutnya, dengan semangat untuk marketing lewat digital. Seorang konsumen dengan keberhasilan marketing via digital diyakini ajan cepat berhasil. “Sebuah cintih dari awalnya usaha dengan modal untuk mengontrak rumah 1,5jt/bulan lalu meningkat kontrak rumah 15jt/bulan hingga skarang memiliki rumah usaha sendiri,” ungkap Ong saat memberikan motivasi dalam workshop untuk para UKM di gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta.
Kegiatan yang bertemakan strategi meningkatkan omzet melalui digital ini juga hadir menjadi pembicara yaitu Tekwie selaku founder Tekkiwi Network, Tanto Surioto selaku CEO Mobi Digital Solution, Ronald FRS selaku CCO Sibisnis, Wilson selaku ketua umum APOI (Asosiasi Pengusaha Online Indonesia), serta Puspita Zorawar selaku managing director Excellence.
Kegiatan yang bertemakan strategi meningkatkan omzet melalui digital marketing dihadiri oleh ratusan pegiat UKM dari berbagai jenis usaha.
Kegiatan yang meinitkberatkan pada membangun pengembangan marketing melalui digital berlangsung penuh semangat.
Ditempat berbeda juga terungkap bahwa, era digital dengan banyak media sosial yang berseliweran membuat adanya sebuah paradigma bagi penggunanya. Ada sebuah konten yang dalam bermedsos, mengakibatkan adanya haters maupun lovers. Keterikatan tersebut melahirkan gagasan dari adanya diskusi.
Sedangkan Kaprodi Komunikasi Massa di Akademi Televisi Indonesia, Agus Sudibyo mengatakan, bahwa dalam berbicara literasi dalam dunia digital perlu kita berfikir ‘think’ dalam tulisan. “Think itu adalah sebuah singkatan, True-Hurtfull-Illegal-Necesaary-Kind,” ujarnya.
Acara diskusi yang cukup seru tentang kewajiban pajak dan filter konten yang berlangsung di kantor pusat Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) juga dihadiri oleh Akhyari Hananto selaku pendiri Good News From Indonesia @GNFI, dan Hariqo Wibawa dari Komunikonten Institut Media Sosial dan Diplomasi.
Dengan tema, Komunikonten yaitu kewajiban Pajak dan Filter Konten Bagi Raksasa Digital serta Literasi Digital Demi Kepentingan Nasional Indonesia.

Komentar

Postingan Populer