Seberapa Gregetnya GURU itu? (Guru Menulis-Radar Bekasi)



Air yang terus berlarian membasahi bumi dari langit itu, tak bergeming melihat diriku. Aku pun hanya bisa menatap layar handphone ku dengan sebuah kabar baik, yaitu tayangnya tulisanku di Radar Bekasi, di penghujung November ini. Iya, bener di akhir November malah.. Mau tau bagaimana tulisanku di surat kabar tersebut. Check this out:



================
Seberapa Greget GURU itu?
Oleh: Saepullah


Generasi milenial selalu penuh dengan yang adanya keterbaruan, kesukaan, dan kebahagiaan. Ada kalanya generasi jaman now itu penuh dengan lika liku kehidupan yang selalu dibawa enjoy. Tak ada beban. Tak ada pikiran ke arah mana kehidupan nantinya. Asalkan hidup senang mati masuk surga. Seperti itulah karakter yang coba ditelusuri dari adanya generasi jaman now ini.

Lalu, terngiang dalam ingatan sebuah perkataan yang santer terdengar bagi kalangan generasi milenial yaitu seberapa gregetnya sih loe? Yups, segala sesuatu dijadikan greget untuk mengungkapkan suatu penyataan dan sikap dari mereka dengan nada guyonan. Dan ini juga bisa dilakoni oleh seorang guru, Seberapa gregetnya sih guru itu?

Nah, menjawab pertanyaan tersebut perlu adanya sebuah nada guyonan tapi bermakna tentunya. Kenapa? Karena seorang guru yang merupakan digugu dan ditiru perlu memberikan inspirasi dan pelajaran kepada peserta didik.

Seberapa gregetnya sih guru itu?, Kemarin Guru menyuruh buka internet. Truss.. Gue langsung buka internet. Truss, Abis pelajaran gue ngerti donk.

Nah, seperti itu kiranya seorang guru untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik. Di era industri 4.0 ini jamannya peserta didik untuk bisa mengakses teknologi yang ada. Pembelajaran di kelas pun dilaksanakan dengan pengaplikasian berbantuan teknologi. Tentu saja, peserta didik lebih bersemangat saat pembelajaran dengan bantuan teknologi menggunakan komputer, laptop, ataupun telepon genggam dengan mengakses kepada situs pembelajaran tertentu.

Pendidik perlu cermat dalam mengambil peran internet sebagai mediasi dalam pembelajaran. Tak ada alasan guru tidak bisa menggunakan alat teknologi seperti komputer atau telepon genggam untuk pembelajaran. Namun, daya dukung pemerintah untuk memfasilitasi alat teknologi perlu ditunjang dengan sebaiknya. Hal ini akan berpengaruh kepada sebuah wilayah yang memang akses teknologi sangat kurang. Jadi pemberdayaan maksimal peran guru akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik. Sehingga tidak ada lagi kata sekolah tertinggal informasi dan lain sebagainya, terlebih guru (pendidik) yang mengalaminya hal demikian. Akan tidak baik nanti efek ke depannya kepada generasi penerus bangsa.

Seberapa greget sih guru itu? Kemarin, guru ku sedang ada pelatihan dan tidak masuk kelas. Teruus?? Ya aku tetap belajar donk. Emang bisa? Kan ada dunia digital internet, belajarnya dengan video call.

Saat sekarang sudah banyak dunia informasi beralih kepada dunia digital. Seperti misalnya banyak pula surat kabar yang beralih kepada dunia digital. Maka dari itu, dunia informasi untuk peserta didik semakin lebih canggih yaitu melalui adanya internet. Jangkauan internet sudah merasuk kepada desa-desa. Hal ini menjadi sebuah peran tinggi bagi pendidik untuk memaksimalkan perannya dengan menambah ilmunya kepada dunia digital tersebut. Pembelajaran yang berbasis dunia teknologi ini selaras dengan industri 4.0. Tak ada kata menyerah bagi pendidik untuk tidak memaksimalkan seluruh kemampuan dirinya dengan terus belajar kepada dunia digital sebagai media pembelajaran untuk dikelas nantinya. Bahkan dengan bantuan digital ini sedikit teringankan beban guru namun perlu dimaksimalkan tentunya agar tujuan pendidikan jangan sampai hilang dan musnah.

Era revolusi industri 4.0 memang sudah bukan jamannya para pendidik (guru) untuk melaksanakan pembelajaran dengan banyak peran guru di kelas. Namun, lebih kepada peran di kelas biarkan peserta didik lebih mencari dan memahami dengan carnya sendiri. Pendidik cukup meluruskan dan mengarahkan agar hasil pembelajaran bisa diserap oleh peserta didik.

Seberapa gregetnya sih guru itu?
Kemarin gue belajar di luar kelas. Truss?? Gue bermain sambil belajar donk.

Nah, gregetnya guru itu, bisa juga dilakukan dengan melakukan pembelajaran yang lebih fun. Bukan saja di luar kelas, namun di dalam kelas juga harus mengedepankan pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan.

Di era revolusi industri 4.0 memang sudah selayaknya peserta didik bisa diarahkan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran di luar kelas pun mulai dicanangkan oleh pemerintah di era revolusi industri 4.0. Tentu saja, pembelajaran di kelas harus diarahkan kepada pemberian makna dalam pembelajaran. Melihat aktivitas seperti yang dilaksanakan di Finlandia dengan pembelajaran secara menyenangkan. Kurikulum dengan berbasis kurikulum 2013 maupun dengan SKS semuanya bisa diarahkan dengan pembelajaran di luar kelas. Tak ada halangan untuk tidak melaksanakan pemebelajaran di luar kelas. Namun, gregetnya guru itu, saat melaksanakan pembelajaran tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

  Dan yang terpenting dalam dunia era revolusi industri 4.0 ini tentu saja balik kepada akhak (budi pekerti) peserta didik. Sedapat mungkin peran pendidik bisa menyelaraskan kepada budi pekerti yang baik bagi peserta didik. Dunia digital dimaksimalkan perannya dan perlu pengawasan yang baik agar penggunaan dunia digital juga berefek kepada budi pekerti yang baik bagi peserta didik. Pembelajaran di kelas juga diselaraskan agar budi pekerti peserta didik bisa ke arah yang lebih baik. Tak ada kata jera, untuk peran guru (pendidik) yang selalu digugu dan ditiru. Budi pekerti pendidik yang baik akan tertular kepada peserta didik juga nantinya.

Seberapa greget sih guru itu? Kemarin hari guru, aku kasih bunga ke guru dengan kata mutiara. Teruss? Kata mutiaranya diambil oleh guru, dan bunganya ditanam bersama deh...

============

Nah, kalau mau versi lengkap di surat kabarnya Radar Bekasi, rubrik Guru Menulis hal.6 , Jumat (30 November 2018) nih:
Radar Bekasi (30 November 2018)

Komentar

  1. Menarik mengulas judul dari kata Greget.... Pak Guru Gaul .. Bahasa Anak Gaul..... greget berasal dari kata geregetan.Definisi lengkap greget adalah suatu hal yang jika dilakukan akan tedengar gila dan membuat geregetan

    BalasHapus
  2. Wow.. keren, tembus media cetak. Btw, memang jadi guru di era milenial ini harus lebih kreatif ya, mengahadapi generasi mileneal harus dengan cara-cara kekinian yang sesuai dengan karakter mereka. Hormat saya buat Pak Guru, tetap semangat ya... 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, perjuangan selalu ditolak di media massa akhirnya bisa tembus utk tidak ditolak.. Hihihi..
      Penuh perjuangan utk bisa nayang di media massa meski hy koran lokal di Bekasi

      Hapus
  3. Selamat tulisannya dimuat di media cetak. Menjadi guru di era milenial ini tantangannya harus melek teknologi digital banget nget...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer