Idul Adha Berikan Arti Berkhidmat ke Masyarakat


(opini ini ditayangkan di Radar Bekasi, Selasa, 13 Agustus 2019)

Momen Idul Adha menjadi momen yang saling membahagiakan. Bukan hanya sebagai ritual ibadah bagi umat muslim saja, namun momen Idul Adha memberikan cerminan berkhidmat untuk bisa berkumpulnya sesama warga masyarakat yang plural.

Berkhidmat diambil dari asal kata khidmat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) khidmat diartikan sebagai hormat, takzim. Sedangkan dalam istilahnya khidmat bisa diartikan sebagai menggambarkan suasana hati yang damai.
Tampilan tulisan di Radar-Bekasi, Selasa (13/8) (dokpri)

Turunan dari kata khidmat ini yaitu berkhidmat dan kekhidmatan. Berkhidmat berarti menunjukkan perbuatan khidmat, mengabdi atau bersopan santun. Sedangkan kekhidmatan berarti suasana khidmat atau takzim.

Dalam suasana peribadahan kepada Tuhan, khidmat ini sendiri bisa memberikan arti bentuk atau cara seseorang dalam berhubungan dengan Tuhannya. Sebagai contoh dengan peribadah dengan semakin khusyuk maka diharapkan akan mempertebal iman seseorang.

Berkhidmat kepada Tuhannya memang sudah selayaknya dilakukan oleh setiap insan manusia. Karena tujuan utama manusia berada di dunia yaitu untuk mengabdi (beribadah) kepada Tuhannya.

Senada dengan hal tersebut, momen Idul Adha memang suatu momen yang pas hubungan manusia kepada Tuhannya. Namun demikian, momen Idul Adha ini juga harus berimbas kepada berkhidmat kepada masyarakat.

Dalam hubungan kepada masyarakat, momen Idul Adha ini memberikan sebuah makna yang luas artinya. Masyarakat yang plural dengan adanya perbedaan agama, suku, perilaku, budaya maupun adat istiadat ini sudah bisa dijembatani dengan adanya momen Idul Adha.

 Dalam lingkungan sekolah, momen Idul Adha juga bisa memberikan sisi berkhidmat. Peserta didik diberikan dorongan untuk bisa melaksanakan aksi khidmat ke masyarakat. Bahkan, selain berkhidmat ke masyarakat, sisi pendidikan ke peserta didik juga sudah mulai dilatih sejak dini.

Beberapa tahapan yang bisa dicoba untuk melatih berkhidmat bagi peserta didik yaitu yang pertama berniat untuk bisa melaksanakan penyembelihan hewan qurban. Hal ini bisa dilakukan dengan secara mandiri oleh peserta didik dengan meminta bantuan dana ke orang tua atau wali bagi yang berkecukupan.

Di sisi lain bagi peserta didik yang orang tua atau walinya belum bisa membeli hewan qurban, maka peserta didik bisa saling bahu membahu dengan melaksanakan tabungan hewan qurban dengan periode tertentu seperti selama setahun dalam kelasnya. Atau bisa juga dilakukan dengan melaksanakan infaq bersama ke satu sekolah baik pendidik maupun peserta didik untuk melaksanakan pembelian hewan qurban dan menyembelihnya.

Kegiatan dalam pembelian hewan qurban memang selayaknya dilaksanakan secara perorangan, namun dengan melaksanakan infaq bersama bisa melatih peserta didik untuk bisa mandiri di kemudian hari untuk bisa melaksanakan pembelian hewan qurbannya secara mandiri.

Kedua, aksi berkhidmat bagi peserta didik dengan bersentuhan langsung ke masyarakat yaitu dengan cara menyusun kepanitian pelaksanaan penyembelihan hewan qurban. Kondisi ini bisa dilakukan dengan melaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan shalat Idul Adha bagi yang muslim. Kesatuan ibadah yang bermakna dalam melatih ibadah kepada peserta didik dengan bimbingan dari pendidik.

Dalam penentuan kepanitian ini juga peserta didik bisa melaksanakan sebuah kerja yang bernilai ibadah tanpa harus terbebani. Peserta didik sudah dilatih dengan pembagian tugas dan peran serta untuk membangkitkan jiwa kepemimpinan dan berorganisasi di kemudian hari. Dalam kepanitian juga bisa dilaksanakan secara bersama-sama dengan warga masyarakat terdekat dengan sekolah. Sehingga kesatuan dan rasa persaudaraan pun tercipta antara warga sekolah degan masyarakat.

Ketiga, Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban dengan peserta didik sendiri yang melakukan penyembelihannya. Pelatihan ke peserta didik dalam beribadah memang sudah seharusnya dibiasakan sejak dari sekolah. Begitupun dengan pelaksanaan penyembelihan hewan qurban. Banyak diantara warga masyarakat yang sudah dewasa pada kenyataannya belum bisa menyembelih hewan qurban. Berkaca dari fenomena tersebut, maka sejak dini lah peserta didik sudah diajarkan untuk bisa menyembelih hewan qurban sehingga saat dewasa tidak canggung dan malu lagi untuk menyembelih hewan qurban.
Setelah penyembelihan hewan qurban, tentu saja akan ada pemotongan daging. Saat pemisahan daging pun mesti dilakukan secara proporsional dengan ketersediaan daging dan lapisan masyarakat yang akan menerima manfaat dari daging qurban. Hal ini perlu penataan yang jelas, dan bimbingan guru akan memberikan dampak dan nilai pendidikan berharga untuk peserta didik.

Keempat, hewan qurban yang telah disembelih, tentu saja akan dibagikan ke warga masyarakat sekitar. Semua lapisan elemen masyarakat bisa merasakan dan mencicipi daging dari hewan qurban. Jika hewan qurban yang tersedia di sekolah banyak dan mencukupi maka bisa dibagikan kepada masyarakat baik yang kekurangan serta seluruh lapisan masyarakat. Namun, jika hewan qurban yang disembelih hanya sedikit maka cukup dilaksanakan dengan memasak dan makan bersama antara civitas akademika termasuk peserta didik dengan lapisan masyarakat.

Dalam hal pembagian daging hewan qurban ini pula, peserta didik yang telah didampingi oleh pendidik bisa dimulai dengan mendata masyarakat yang membutuhkan hingga kepada pembagian secara langsung kepada lapisan masyarakat. Pendataan ini tentu saja akan berhubungan dengan masyarakat dan nilai rasa berkhidmat tercipta.

Yang terakhir tentu saja pembagian hewan qurban ke masyarakat. Hal ini menjadi momen penuh kebahagiaan antara nilai-nilai berkhidmat dari civitas akademika sekolah kepada warga masyarakat sekitar tanpa terkecuali. Memang, momen Idul Adha memiliki nilai berkhidmat yang sangat bermakna dan menakjubkan.

Selengkapnya >>

Oleh: Saepullah (Anggota KGPBR, dan guru SMA IIBS)

Komentar

  1. Ahhh, iya banget nih.
    Idul Adha sungguh bisa berikan hikmah mendalam buat kita semua yaaa
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  2. Makin banyak informasi melalui tulisan seperti ini maka makin banyak yang paham ya tentang makna Idul Adha.

    BalasHapus
  3. iya ya, jadi kita bisa urunan satu sekolah untuk beli hewan kurban, menurutku bagus. Karena dengan begitu anak-anak sekolah jadi terbiasa untuk menyisihkan uang untuk berkurban

    BalasHapus
  4. Sungguh mendalam sekali isi artikelny. Terima kasih tas inspirasinya, ya

    BalasHapus
  5. Anak2 emang kudu dikenalin sama makna kurban sejak dini yaaaa
    BTW Mas usia berapa yang tepat buat anak buat liat hewan kurban disembelih> Khawatir trauma gtu liat darah?
    Atau sebaiknya diliatin aja sambil dijelasin gtu supaya anak paham? hehe penasaran kalau dari sisi parentingnya gmn?

    BalasHapus
  6. Idul adha momen yang ditunggu oleh keluargaku loh karena berkurban dan ingin melihat pemotongan sapi dan kambing yang hanya diliat setahun sekali hehehe

    BalasHapus
  7. Memang Kebiasaan Berqurban ini harus ditanamkan sejak nak kanak. Terutama makna dari Hari Raya qurban Dan bukti pengorbanan nabi ibrahim Dan ismaik

    BalasHapus
  8. Keikhlasan untuk melaksanakan ibadah kurban ini memang harus ditanamkan sejak dini ya

    BalasHapus
  9. Karena gak selalu masyarakat dapat berkumpul rame-rame dan bersama-sama untuk suatu acara, dan momen qurban adalah momen yang menjadi tempat interaksi antar tetangga, selain dari sejuta manfaat lainnya.

    BalasHapus
  10. Bener ya pas jadi panitia juga ternyata butuh bnget kesabaran Dan teruji juga nih pmbagian harus transparent Dan tepat sasarannjuga

    BalasHapus
  11. beberapa kali idul adha saya juga menikmati proses pembagiannya...seneng bisa berbagi apalagi daging yang termasuk bahan makanan istimewa.

    BalasHapus
  12. Emang perlu nih anak diajarkan berkurban. Jadi ingat anak-anak SD ngumpulin duit dari uang jajan utk berkurban.

    BalasHapus
  13. Wah keren kang tulisannya masuk Radar. Aku udah lama ga nulis di media cetak

    BalasHapus
  14. Masyaallah banyak manfaatnya ya berqurban. Jadi adanya kebersamaan. Btw, selamat pak guru tulisannya masuk koran. Hehe.

    BalasHapus
  15. Barokallah ya, berkurban tahun ini sungguh memukau
    tapi tetep aku ga berani liat pas sembelihannya hahahah. Selamat tulisannya masuk koran.

    BalasHapus
  16. Punya banyak makna di balik idul adha ini. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari segala peristiwa

    BalasHapus
  17. Kemeriahan iedul adha paling terkesan zaman masih sekolah dulu. Kalau SD ada mengolah daging kurban bersama. Ada momen kebersamaan di sana.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer