Wanita Berdaya, Ekonomi Bangkit

 


Di era saat ini, wanita sudah selayaknya mandiri dalam perekonomian. Tentu dalam hal ini, juga wanita perlu menerapkan dan mengembangkan perekonomian. Di tengah kondisi banyaknya wanita yang kurang berdaya baik dari sisi perekonomian ataupun kreativitas. Ada sebuah organisasi/komunitas yang lahir dan mengajak untuk berkembang dan tumbuh secara bersama. Sebutlah IWITA nama komunitas tersebut.

Di sela-sela kegiatan Indonesia Business Outlook 2022, IWITA pun hadir mengenalkan ke khalayak untuk bisa lebih bersinergi bersama. Kegiatan Indonesia Business Outlook 2022 justru menghadirkan kegiatan pemaparan bisnis dari pelaku ekonomi dan perkembangan bisnis yang ada. Pada sesi sharing itu, IWITA tampil dari foundernya yaitu Bu Martha Simanjuntak yang juga merupakan alumni dari program Magister Manajemen di BINUS Business School.


Empowering Wanita Melalui IWITA

Pemaparan dari Bu Martha menjadi sebuah pendobrak hati dan pikiranku. Betapa tidak, waktu pemaparan yang hanya 1 jam tersebut memberikan pencerahan juga untuk para wanita. Bu Martha memaparkan dengan awal berdirinya IWITA yang penuh dinamika. Di awali pada tahun 2011 dengan adanya kegiatan Blackberry Gathering. Dari pertemuan tersebut terdapat sebuah pemikiran untuk bergerak bersama para perempuan yang ada di Indonesia. "Ide utama tercetusnya IWITA hanyalah karena adanya kesetaraan gender hingga adanya dominasi kaum pria untuk bekerja di bidang IT," ucap wanita yang juga menjabat sebagai Head of Community Development PT. Digital Network Venture Indonesia Owner Chathaulos.

Bu Martha Simanjuntak selaku founder IWITA menjelaskan bahwa IWITA merupakan singkatan dari Indonesia Women Information Technology Awareness ini memang memberdayakan kegiatan kepada wanita untuk bergerak dan berdaya. Dalam hal tersebut tentu perlu adanya daya tanggap bagi wanita terhadap teknologi. Wanita tidak boleh berdiam diri dan tidak memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Bagaimana tidak? Jika dicermati IWITA itu adalah sebuah organisasi perempuan Indonesia Tanggap Teknologi Informasi.

Sebagai Organisasi berbadan hukum tentu saja IWITA memiliki positioning dalam mencerdaskan perempuan Indonesia melalui Teknologi Informasi. Saat ini sendiri Indonesia sudah memiliki banyak cabang IWITA. Meskipun lebih memberdayakan wanita, namun di IWITA sendiri memiliki anggota dengan 30% pria dan 70% wanita. Melihat tentang profil keanggotaan di IWITA itu sendiri, IWITA memiliki proporsi keanggotaan terbanyak dari Gen-X dan Gen-Y yaitu masing-masing sebesar 35%. Lalu diikuti Gen-Z sebesar 20%, Baby Boomers sebesar 5% dan Builders sebesar 5%.

Untuk profil pekerjaan bagi anggota yang tergabung di IWITA itu sendiri persentase terbanyak dari pelaku usaha UMKM sebesar 70%. Diikuti persentase dari pekerja, pelajar, mahasiswa, dan PNS sebesar 20%. Dan persentase terakhir yaitu 10% dari Ibu Rumah Tangga. Dengan profil pekerjaan dari pelaku UMKM itu pula, ternyata IWITA ingin agar wanita bisa berdikari membantu perekonomian keluarga.

IWITA pun pernah mengenalkan kerajinan ULOS di Surabay. Tahu donk apa itu ULOS? Ya, ULOS adalah hasil kerajinan tangan dari daerah Sumatera Utara. Dengan berbentuk kain tersebut, ULOS mulai lebih dikenal ke khalayak. Bu Martha ingin agar kearifan lokal dan produk daerah bisa dikenal dan menjadi kebanggan tersendiri.



Untuk lebih memberdayakan dalam hal hasil ekonomi, Bu Martha pun mengembangkan melalui Future-Fit Organization. Organisasi itu harus adaptif, kreatif, dan inovatif. Organisasi tidak boleh mandeg. Apalgi dengan adanya gempuran pandemi Covid-19 yang memperburuk perekonomian di Indonesia. Tentu dengan adanya adaptasi terhadap proses perekonomian bisa lebih memaksimalkan pencapaian hasil. Kreativitas dari para anggota IWITA juga perlu mengembangkan perekonomian. Bahkan, lebih dari iru, dengan inovasi yang terus dijalankan menjadikan usaha lebih dinamis dan bisa lebih maksimal dalam pencapaian hasil.

IWITA bukan saja berdiam diri dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 ini. Bu Martha pun melalui IWITA mengajak agar anggota bisa melakukan transformasi digital. Hasil dari transformasi digital ini bisa menigkatkan kepuasan konsumen/pengguna, dapat mengetahui perubahan perilaku konsumen, serta hemat waktu dan hemat anggaran untuk bisa menghasilkan laba yang maksimal.

 


Mengenal Indonesia Business Outlook 2022

Ada bentuk keharuan terhadap perekonomian agar terus bisa maju. Indonesia Business Outlook 2022 pun hadir pada Jumat&Sabtu, 10&11 Desember 2022. Kegiatan yang diadakan oleh BINUS Business School tersebut menghadirkan kegiatan berbentuk Business Talk Show pada Jumat, 10 Desember 2021 dan Indonesia Business Outlook Conference pada Sabtu, 11 Desember 2021. Dua hari kegiatan penuh manfaat tersebut diperuntukkan untuk civitas BINUS, serta umum.

Dengan adanya kegiatan tersebut, saya yang bukan berasal civitas BINUS pun mendapatkan sebuah pencerahan. Saya menghadiri kegiatan dengan tiga tema kegiatan, yaitu Digitalisasi Organisasi (Future-Fit Organization) oleh Bu Martha Simanjuntak, Berbisnis dengan Hati oleh Putri Habibie, dan Go Digital, Genjot Produk Lokal oleh Imam Choirul Roziqin. Di sela-sela pemaparan materi dari narasumber tersebut, ada sebuah quiz dengan hadiah yang menarik, dan Alhamdulillah, saya mendapatkan hadiah quiz dari Imam Choriul Roziqin berupa jersey bola nih, hehehe.

Hadiah Quiz Berupa Jersey TIMNAS INDONESIA nih, Alhamdulillah..

Semangat dalam Berdigitalisasi untuk perkembangan ekonomi memang sudah seharunya diupayakan. Hal ini agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Ketercapaian ini bisa melejitkan potensi masyarakat Indonesia dengan perekonomiannya, tentu saja bisa menjayakan Indonesia hingga ke dunia internasional.

 

Komentar

Postingan Populer