Public Speaking: Seni Mengalahkan Diri Sendiri Sebelum Menginspirasi Orang Lain

disain di canva (dokpri)

 

Aku masih ingat jelas pertama kali diminta berbicara di depan umum. Bukan seminar besar, hanya forum kecil di kantor. Tapi entah kenapa, rasanya seperti panggung dunia. Telapak tangan basah, suara tercekat, dan kepala dipenuhi ketakutan: bagaimana kalau aku salah bicara?

Sepanjang presentasi saat itu, aku tak benar-benar hadir. Aku sibuk menenangkan diri, bukan menyampaikan makna. Disitulah kumerasa kikuk dan selalu terkenang masa itu.

Akhirnya, saat malam itu, aku menatap layar handphoneku. Kumelihat dari grup BCC ada sebuah agenda #bloggerhangout untuk belajar public speaking. Aku pun mendaftar dan tibalah saat untuk belajar bareng dengan Kak Anwari Natari (Kak Away) dan BCC Squad di TBI Cibubur. Pertemuanpun tak elak kuhadiri pada 18 September 2025.

disain di canva (dokpri)


Saat pertemuan tersebut peserta yang hadir mulai berlatih dari cara berkenalan. Bukan hanya Kak Away yang memberikan arahan dan masukan namun peserta lain pun turut memberikan masukan untuk perbaikan diri. Setelah berlatih cara berkenalan juga dilanjutkan cara melakukan presentasi yang baik. Hingga seluruh tubuh diupayakan diberikan masukan dan apa yang harus diperbaiki.

Setelah berlatih pada kegiatan workshop tersebut, perlu juga mengenang beberapa materi dari Kak Away. Satu klimat yang cukup menancap bagiku yaitu “Public speaking bukan tentang menguasai panggung, tapi tentang menguasai diri sendiri.” Kata-kata yang masuk kepada sanubariku dan terhenti sejenak. Mungkin selama ini aku terlalu sibuk menaklukkan audiens, padahal musuh terbesarku adalah rasa takut dalam diriku sendiri.

Diriku pun sering dalam mengikuti gaya para motivator hingga presenter terkenal. namun, ternyata yang harus kuperbaiki yaitu tentang menjadi pembicara yang jujur, bukan pembicara yang hebat. Hal ini menguatkan diriku akan kekurangan diriku, meski sudah kuhafal skrip dan sudah belajar teknik vokal.

Ada hal yang cukup menarik disampaikan Kak Away bahwa audiens lebih merasakan makna bukan mendengar sesuatu. Audiens ternyata lebih kepada penyampaian secara tulus dari kita bukan seberapa bagus kita berbicara.

disain di canva (dokpri)

Saat itu kurasakan sisa getaran dari tawa dan tepuk tangan peserta lain. Tapi yang lebih terasa adalah sesuatu di dalam diriku yang baru saja berubah meskipun kecil, tapi nyata: aku tak lagi ingin bicara untuk terlihat hebat. Aku ingin bicara untuk tersambung.

Di perjalanan pulang saat sore hari itu. Saat kuputar stang gas motor maticku, kusempat terpikir kembali. Sering sekali membayangkan bagaimana banyak dari kita berlatih untuk menyampaikan kata-kata, namun jarang berlatih untuk menyampaikan perasaan di balik kata-kata itu. Inilah sebenarnya letak kekuatan public speaking bahwa bukan dari suara yang keras, melainkan dari niat yang jelas.

Berlatih bersama kak Away akhirnya kucoba praktekkan kembali saat kumenjadi fasilitator di antara para Kepala Sekolah di Depok dalam diklat Pembelajaran Mendalam bagi Kepala Sekolah. Aku tidak berusaha menghafal kata-kata namun kusiapkan dengan garis besar poin penting. Dan aku pun teringat kata kak Away bahwa “Jangan hilangkan rasa gugup, kelola saja” itu menjadi berarti bagiku dan semua terasa ringan. Kubiarkan saja jantungku berdetak cepat, aku tarik napas, tersenyum kecil, lalu mulai berbicara.

Ada beberapa motivasi lainnya dari kak Away bahwa Bahasa tubuh yang menyampaikan lebih dari sekedar kata. artinya ahwa body language juga memberikan arti bermakna. ketika latihan kusering berkata “begitu yaa…” dan itu yang coba kuperbaiki untuk mengelola dan memberpebaikinya. Kesalahan yang kulakukan justru memberikan pelajaran banyak hal bagiku.

disain di canva (dokpri)

Ada beberapa hal lainnya yang tersampaikan dari kak Away bahwa:

Public Speaking itu tentang bertemu bukan menaklukkan. Hal ini berarti bahwa audiens bukanlah penonton melainkan sebagai teman bicara.

Public Speaking juga bukan tentang menguasai orang lain tapi tentang menguasai diri sendiri. hal ini memberikan pelajaran bahwa panggung tidak pernah benar-benar menakutkan, melainkan yang menakutkan adalah dianmya keberanian di dalam diri kita.

Dan yang lebih mengena kembali dari yang disampaikan kak Away dalam penutup ulasan ini yaitu bahwa sebelum bisa menginspirasi orang lain, kita harus lebih dahulu menenangkan pertempuran dengan diri sendiri.

Begitulah pesan-pesan bermakna dari kak Away dalam pertemuan di TBI cibubur yang berlokasi di Jl. Alternatif Cibubur No.9A, Harjamukti, Kec. Cimanggis,Kota Depok, Jawa Barat 16454. Dan saat berada di TBI kumendapat informasi menarik nih, bahwa TBI sedang ada Promo Discount Rp 500.000 untuk pembayaran per level semua program plus free trial class. Berlaku sampai dengan akhir tahun. Menarik bukan! Penasaran bisa segera cek websitenya di https://tbi.co.id atau media sosialnya yang ada di instagram @tbicibubur, facebook  maupun YouTube @thebritishinstitute40, deh.

disain di canva (dokpri)

Para pembaca setia, akhirnya kusuarakan hati ini. Mungkin langkahmu masih gemetar, suaramu masih serak, dan kata-katamu belum lancar, tapi teruslah bicara. Suatu hari nanti, gemetar itu akan berubah jadi getar semangat, dan suaramu akan menjadi alasan seseorang berani bicara juga. Teruslah berlatih!

 

 

 

 

 



Komentar

Postingan Populer